Kamis, 06 April 2017

Faktor yang Mempengaruhi Perbedaan Mata Pencaharian Penduduk Indonesia



Indonesia merupakan negara yang terletak 6°LU - 11°08'LS dan dari 95°'BT - 141°45'BT
Maka Indonesia merupakan negara yang dilewati garis ekuator dimana di Wilayah Indonesia terdapat banyak gunung berapi yang menjadikan Indonesia negara yang subur. Sehingga banyak penduduk Indonesia yang bermata pencaharian dibidang pertanian terutama didaerah bertanah subur. Walaupun ada juga yang bermata pencaharian sebagai peternak sebagian besar di daerah Indonesia Timur, perkebunan yang merupakan mata pencaharian penduduk Indonesia Wilayah dataran tinggi misalnya di Sumatera,kalimantan sebagian penduduk Indonesia juga bermata Pencaharian sebagai nelayan terutama yang tinggal di dekat laut.
Mata pencaharian sebagian besar penduduk Indonesia 70%, mengarah ke sektor bercocok tanam seperti pertanian dan perkebunan

Mata pencaharian penduduk Indonesia bermacam ragam hal ini disebabkan oleh :
1. Letak geografis Idonesia
2. Penyebaran penduduk yang tidak merata
3. Latar belakang pendidikan

Mata Pencaharian
       Kita tentu mengetahui bahwa sebagian besar mata penca-harian di Indonesia adalah bertani (petani). Hal ini dipengaruhi oleh kondisi geografis di Indonesia. Selain bertani, mata pencaharian lainnya adalah menangkap ikan (nelayan). 

Berikut ini adalah mata pencaharian yang ada di Indonesia berdasarkan pembagian daerahnya.
a. Mata Pencaharia Daerah Pantai
      Daerah pantai yang landai merupakan lahan bagi masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan, karena selain lautnya tenang juga pantai yang landai merupakan tempat yang kaya akan ikan. Kehidupan penduduk di provinsi yang wilayahnya berupa kepulauan dengan pulau-pulau kecil, seperti Nusa Tenggara dan Kepulauan Maluku. Pada umumnya, selain menangkap ikan, mereka juga menyelam untuk mengambil mutiara dan budidaya rumput laut dan kerang mutiara. Sedangkan, di daratan pantai nelayan membudidayakan tambak ikan, komoditi yang diunggulkan adalah bandeng dan udang.
b. Mata Pencaharia Daerah Dataran Rendah
      Daerah rendah yang landai merupakan lahan yang baik untuk pembudidayaan pertanian, perkebunan, palawija, dan lain-lain. Kondisi yang demikian makin mendukung karena iklim Indonesia yang tropis menyebabkan lamanya penyinaran sinar matahari terhadap bumi banyak menyebabkan turunnya curah hujan dan banyaknya proses pelapukan, baik yang terjadi pada tumbuh-tumbuhan maupun yang terjadi pada bebatuan. Hal ini memungkinkan suburnya tanah yang ada di wilayah Indonesia. Selain dimanfaatkan untuk pertanian, perkebunan, atau palawija, dataran rendah yang landai juga menyimpan potensi yang lain, misalnya terdapat sungai-sungai dan danau yang airnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam kehidupan.
c. Mata Pencaharia Daerah Dataran Tinggi
      Dengan relief yang beranekaragam, Indonesia juga memiliki wilayah yang beriklim. Junghun telah membuat zonasi yang didasarkan pada ketinggian tempat, karena ketinggian tempat sangat berpengaruh terhadap suhu udara. Zonasi, artinya pembatasan wilayah berdasarkan ketinggian di atas permukaan air laut. Dengan zonasi ini, Indonesia dapat merealisasikannya dalam hal teknik kesesuaian cuaca, misalnya untuk kelapa dan tebu ditanam di daerah tropis, tetapi jika dipaksakan menanam di daerah dataran tinggi, hasilnya tidak akan memuaskan.
      Pada ketinggian antara 700 meter cocok untuk perkebunan karet, lebih dari 700 meter lebih cocok untuk ditanami perkebunan teh, dan di atas 1.000 meter cocok untuk ditanami hutan pinus. Gunung api juga memiliki manfaat besar bagi kehidupan manusia. Belerang, sumber air panas, panorama indah, sumber energi panas bumi, seperti kawah Kamojang, kawah Gunung Salak.

Bentuk Rumah, Pakaian, Kebiasaan
     Sehari-Hari yang Menunjukkan Keadaan yang Berbeda-Beda Kita tentu mengetahui bahwa di Indonesia terdiri atas beragam suku bangsa, dan tentunya memiliki ciri khas dari suku-suku tersebut. Ciri khas yang dimiliki dapat dilihat dari bentuk rumah, pakaian yang dikenakan, dan kebiasaan sehari-hari yang menunjukkan keadaan yang berbeda-beda. Misalnya, bentuk rumah di pantai biasanya tinggi-tinggi dan berventilasi besar, kadang tidak memakai langit-langit dan banyak memiliki serambi atau beranda. Sedangkan, untuk rumah di dataran tinggi rumahnya pendek-pendek, rapat, dan berventilasi kecil.

Alat Transportasi

      Alat transportasi, terutama yang masih bersifat tradisional akan berbeda antara yang di pantai, dataran rendah ataupun yang di dataran tinggi (pegunungan). Perbedaan ini dapat kamu lihat dari alat transportasi yang digunakan. Misalnya, di daerah pegunungan alat transportasi yang digunakan berupa hewan, seperti kuda atau sapi.

Adat Kebiasaan
     Adat kebiasaan dalam berbicara, bertatakrama, dan berpakaian antara penduduk pantai, dataran rendah, dan dataran tinggi tidak akan sama. Orang pantai biasanya berpakaian terbuka, seperti menggunakan kaus, celana pendek. Hal ini disebabkan karena suhu di daerah pantai panas. Sedangkan, di dataran tinggi biasanya orang berpakaian tertutup. Hal ini disebabkan karena suhu di dataran tinggi atau daerah pegunungan dingin.

Latar Belakang Pendidikan
Latar belakang pendidikan juga mempengaruhi mata pencaharian penduduk
Penduduk dengan latar belakang pendidikan rendah akan lebih berfokus pada pekerjaan yang memanfaat apa yang alam berikan misalnya pertanian,perkebunan, peternakan,dan nelayan yang umumnya tingal di desa
Sedangkan pendidikan tinggi akan berfokus pada pekerjaan dibidang industri dan perkantoran yang pada umumnya meraka memilih tinggal di perkotaan.
Penyebaran penduduk yang tidak merata
Penyebaran penduduk di Indonesia yang tidak merata juga menjadi penyebab mata pencaharian yang beraneka ragam. Untuk daerah perkotaan yang pada umumnya padat penduduk dan pendidikan yang berbeda – beda menyebabkan penyak penduduk yang memilih pekerjaan di bidang Industri. Sedangkan diwilayah Pedesaan yang jarang penduduk banyak yang lebih memilih perkerjaan yang berhubungan dengan alam misalnya pertanian, perkebunan, peternakan, dan nelayan

Tidak ada komentar: