Legenda , Sage , Mite , Fabel, Dongeng, Cerpen dan Novel
A.
Legenda
Definisi
Dan Pengertian Legenda adalah cerita rakyat yang dianggap
benar-benar terjadi yang ceritanya dihubungkan dengan tokoh sejarah, telah dibumbui
dengan keajaiban, kesaktian, dan keistimewaan tokohnya. Bila melihat dari
Definisi Dan Pengertian Legenda maka Legenda dapat di bagi menjadi empat
kelompok.
Legenda
ada empat kelompok sebagai berikut :
1) Legenda keagamaan
Di dalam legenda keagamaan banyak
kita jumpai kisah-kisah para wali penyebar Islam, misalnya, Sunan Kalijaga dan
Syekh Siti Jenar di Jawa, sedangkan di Bali dapat kita temui legenda tentang
kisah Ratu Calon Arang.
2) Legenda kegaiban
Legenda ini berkisah tentang
kepercayaan rakyat pada alam gaib, misalnya kerajaan gaib orang Bunian di rimba
raya Sumatra, kerajaan gaib Pajajaran di Jawa Barat, kerajaan gaib Laut Kidul
di Jawa Tengah dan Yogyakarta, dan Si Manis Jembatan Ancol dari Jakarta.
3) Legenda perseorangan
Legenda perseorangan menceritakan
tokoh tertentu yang dianggap pernah ada dan terjadi, misalnya Sabai nan Aluih
dan Si Pahit Lidah dari Sumatra, Si Pitung dan Nyai Dasima dari Jakarta, Lutung
Kasarung dari Jawa Barat, Rara Mendut dan Jaka Tingkir dari Jawa Tengah,
Suramenggolo dari Jawa Timur, serta Jayaprana dan Layonsari dari Bali.
4) Legenda lokal
Legenda lokal adalah legenda yang
berhubungan dengan nama tempat terjadinya gunung, bukit, danau, dan sebagainya.
Misalnya, legenda terjadinya Danau Toba di Sumatra, Sangkuriang (legenda Gunung
Tangkuban Parahu) di Jawa Barat, Rara Jonggrang di Yogyakarta dan Jawa Tengah,
Ajisaka di Jawa Tengah, dan Desa Trunyan di Bali.
B.
Saga / Sage
Sage adalah cerita lama yang berhubungan dengan sejarah,
yang menceritakan keberanian, kepahlawanan, kesaktian dan keajaiban seseorang.
Beberapa contoh sage, adalah: Calon Arang, Ciung Wanara, Airlangga, Panji,
Smaradahana, dll.
C.
Mitos (Mite)
Ada beberapa pengertian mitos yang
diungkapkan oleh para sejarawan. Dari beberapa pengertian itu dapat disimpulkan
bahwa :
Mitos adalah cerita prosa rakyat yang ditokohi para dewa atau makhluk setengah dewa yang terjadi di dunia lain (kayangan) dan dianggap benar – benar terjadi oleh empunya cerita atau penganutnya.
Mitos pada umumnya menceritakan tentang terjadinya alam semesta, dunia, bentuk khas binatang, bentuk topografi, petualangan para dewa, kisah percintaan mereka dan sebagainya. Mitos itu sendiri, ada yang berasal dari Indonesia dan ada juga yang berasal dari luar negeri.
Mitos yang berasal dari luar negeri pada umumnya telah mengalami perubahan dan pengolahan lebih lanjut, sehingga tidak terasa asing lagi yang disebabkan oleh proses adaptasi karena perubahan jaman. Menurut Moens-Zoeb, orang Jawa bukan saja telah mengambil mitos-mitos dari India, melainkan juga telah mengadopsi dewa-dewa Hindu sebagai dewa Jawa. Di Jawa Timur misalnya, Gunung Semeru dianggap oleh orang Hindu
Jawa dan Bali sebagai gunung suci Mahameru atau sedikitnya sebagai Puncak Mahameru yang dipindahkan dari India ke Pulau Jawa. Mitos di Indonesia biasanya menceritakan tentang terjadinya alam semesta, terjadinya susunan para dewa, terjadinya manusia pertama, dunia dewata, dan terjadinya makanan pokok.
Mitos adalah cerita prosa rakyat yang ditokohi para dewa atau makhluk setengah dewa yang terjadi di dunia lain (kayangan) dan dianggap benar – benar terjadi oleh empunya cerita atau penganutnya.
Mitos pada umumnya menceritakan tentang terjadinya alam semesta, dunia, bentuk khas binatang, bentuk topografi, petualangan para dewa, kisah percintaan mereka dan sebagainya. Mitos itu sendiri, ada yang berasal dari Indonesia dan ada juga yang berasal dari luar negeri.
Mitos yang berasal dari luar negeri pada umumnya telah mengalami perubahan dan pengolahan lebih lanjut, sehingga tidak terasa asing lagi yang disebabkan oleh proses adaptasi karena perubahan jaman. Menurut Moens-Zoeb, orang Jawa bukan saja telah mengambil mitos-mitos dari India, melainkan juga telah mengadopsi dewa-dewa Hindu sebagai dewa Jawa. Di Jawa Timur misalnya, Gunung Semeru dianggap oleh orang Hindu
Jawa dan Bali sebagai gunung suci Mahameru atau sedikitnya sebagai Puncak Mahameru yang dipindahkan dari India ke Pulau Jawa. Mitos di Indonesia biasanya menceritakan tentang terjadinya alam semesta, terjadinya susunan para dewa, terjadinya manusia pertama, dunia dewata, dan terjadinya makanan pokok.
D.
Fabel
Fabel adalah cerita yang menceritakan kehidupan hewan yang
berperilaku menyerupai manusia. Cerita tersebut tidak mungkin kisah nyata.
Fabel adalah cerita fiksi,
maksudnya khayalan belaka (fantasi). Kadang fabel memasukkan karakter minoritas
berupa manusia.
Fabel,
yang umumnya berupa cerita rakyat dengan
pesan-pesan moral di dalamnya, konon dianggap oleh sejarahwan Yunani Herodotus sebagai hasil temuan seorang budak
Yunani yang bernama Aesop pada abad ke-6 SM (meskipun ada kisah-kisah lain yang
berasal dari bangsa-bangsa lain yang dianggap berasal dari Aesop). Fabel-fabel
kuno ini kini dikenal sebagai Fabel Aesop. Akan tetapi ada pula yang memberikan
definisi lain terkait istilah Fabel. Fabel, dalam khazanah Sastra Indonesia
seringkali, diartikan sebagai cerita tentang binatang sebagai pemeran(tokoh)
utama. Cerita fabel yang populer misalnya Kisah Si Kancil, dan sebagainya
E.
Dongeng
Pengertian Dongeng
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi.
Hal-hal yang perlu diketahui mengenai dongeng:
1. Dongeng dalam pengertian yang lebih luas merupakan pengungkapan diri manusia, tempat mencari hiburan dan memenuhi angan-angannya.
2. Dalam Ensiklopedi Indonesia, dongeng memiliki pengertian cerita singkat tentang hal-hal aneh dan tidak masuk akal, berbagai keajaiban dan kesaktian yang biasanya mengisahkan dewa, raja, pangeran, dan putrid.
3. Pada umumnya, dongeng tidak diketahui pengarangnya dan terkadang hanya diketahui nama pengumpul/ penyadurnya.
4. Berdasarkan muasalnya, dongeng berasal dari bangsa Thai di Yunan, tetapi kemudian tersebar ke seluruh Asia Tenggara. Di Indonesia, dongeng tersebut tersebar dari Aceh hingga Maluku Tenggara. Di Jawa Tengah atau Jawa Timur, dongeng juga berkembang.
Pengertian Dongeng
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi.
Hal-hal yang perlu diketahui mengenai dongeng:
1. Dongeng dalam pengertian yang lebih luas merupakan pengungkapan diri manusia, tempat mencari hiburan dan memenuhi angan-angannya.
2. Dalam Ensiklopedi Indonesia, dongeng memiliki pengertian cerita singkat tentang hal-hal aneh dan tidak masuk akal, berbagai keajaiban dan kesaktian yang biasanya mengisahkan dewa, raja, pangeran, dan putrid.
3. Pada umumnya, dongeng tidak diketahui pengarangnya dan terkadang hanya diketahui nama pengumpul/ penyadurnya.
4. Berdasarkan muasalnya, dongeng berasal dari bangsa Thai di Yunan, tetapi kemudian tersebar ke seluruh Asia Tenggara. Di Indonesia, dongeng tersebut tersebar dari Aceh hingga Maluku Tenggara. Di Jawa Tengah atau Jawa Timur, dongeng juga berkembang.
F. Cerpen
Cerita pendek atau
sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung
pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi lain yang lebih panjang,
seperti novella (dalam pengertian
modern) dan novel. Karena singkatnya,
cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra
seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara
lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam
berbagai jenis.
Bentuk kuno
lainnya dari cerita pendek, yakni anekdot, populer pada masa Kekaisaran
Romawi. Anekdot berfungsi seperti perumpamaan, sebuah cerita realistis yang singkat,
yang mencakup satu pesan atau tujuan. Banyak dari anekdot Romawi yang bertahan
belakangan dikumpulkan dalam Gesta Romanorum pada abad ke-13 atau 14. Anekdot tetap populer di Eropa hingga abad ke-18,
ketika surat-surat anekdot berisi fiksi karya Sir Roger de Coverley
diterbitkan.
Cerita pendek berasal dari anekdot,
sebuah situasi yang digambarkan singkat yang dengan cepat tiba pada tujuannya,
dengan paralel pada tradisi penceritaan lisan.
Dengan munculnya novel yang realistis,
cerita pendek berkembang sebagai sebuah miniatur, dengan contoh-contoh dalam
cerita-cerita karya E.T.A. Hoffmann dan Anton Chekhov.
Sejarah
Cerita pendek bermula pada tradisi
penceritaan lisan yang menghasilkan kisah-kisah terkenal seperti Iliad dan Odyssey karya Homer. Kisah-kisah tersebut disampaikan dalam bentuk puisi yang berirama. Adapun irama tersebut
berfungsi sebagai alat untuk menolong orang untuk mengingat ceritanya.
Bagian-bagian singkat dari kisah-kisah ini dipusatkan pada naratif-naratif
individu yang dapat disampaikan pada satu kesempatan pendek. Keseluruhan kisahnya
baru terlihat apabila keseluruhan bagian cerita tersebut telah disampaikan.
Unsur dan Ciri
Cerita pendek
cenderung kurang kompleks dibandingkan dengan novel. Cerita pendek biasanya
memusatkan perhatian pada satu kejadian, mempunyai satu plot, setting yang
tunggal, jumlah tokoh yang terbatas, mencakup jangka waktu yang singkat.
Dalam bentuk-bentuk
fiksi yang lebih panjang, ceritanya cenderung memuat unsur-unsur inti tertentu
dari struktur dramatis: eksposisi (pengantar setting, situasi dan
tokoh utamanya); komplikasi (peristiwa di dalam cerita yang memperkenalkan
konflik); aksi yang meningkat, krisis (saat yang menentukan bagi si tokoh utama
dan komitmen mereka terhadap suatu langkah); klimaks (titik minat tertinggi
dalam pengertian konflik dan titik cerita yang mengandung aksi terbanyak atau
terpenting); penyelesaian (bagian cerita di mana konflik dipecahkan); dan
moralnya.
Karena pendek,
cerita-cerita pendek dapat memuat pola ini atau mungkin pula tidak. Sebagai
contoh, cerita-cerita pendek modern hanya sesekali mengandung eksposisi. Yang
lebih umum adalah awal yang mendadak, dengan cerita yang dimulai di tengah
aksi. Seperti dalam cerita-cerita yang lebih panjang, plot dari cerita pendek
juga mengandung klimaks, atau titik balik. Namun, akhir dari banyak cerita
pendek biasanya mendadak dan terbuka dan dapat mengandung (atau dapat pula
tidak) pesan moral atau pelajaran praktis. Seperti banyak bentuk seni manapun, ciri khas dari sebuah cerita pendek berbeda-beda
menurut pengarangnya. Cerpen mempunyai 2 unsur yaitu:
A. Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya itu sendiri. Unsur–unsur
intrinsik cerpen mencakup:
·
Tema adalah ide pokok sebuah cerita, yang diyakini dan dijadikan sumber
cerita.
·
Latar(setting) adalah tempat, waktu , suasana yang terdapat dalam
cerita. Sebuah cerita harus jelas dimana berlangsungnya, kapan terjadi dan
suasana serta keadaan ketika cerita berlangsung.
·
Alur (plot) adalah susunan peristiwa atau kejadian yang membentuk
sebuah cerita.
Alur dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Alur maju adalah rangkaian peristiwa
yang urutannya sesuai dengan urutan waktu kejadian atau cerita yang bergerak ke
depan terus.
2. Alur mundur adalah rangkaian peristiwa
yang susunannya tidak sesuai dengan urutan waktu kejadian atau cerita yang
bergerak mundur (flashback).
3. Alur campuran adalah campuran antara
alur maju dan alur mundur.
Alur meliputi beberapa tahap:
1. Pengantar: bagian cerita berupa lukisan
, waktu, tempat atau kejadian yang merupakan awal cerita.
2. Penampilan masalah: bagian yang
menceritakan masalah yang dihadapi pelaku cerita.
3. Puncak ketegangan / klimaks :
masalah dalam cerita sudah sangat gawat, konflik telah memuncak.
4. Ketegangan menurun / antiklimaks :
masalah telah berangsur–angsur dapat diatasi dan kekhawatiran mulai hilang.
5. Penyelesaian / resolusi : masalah
telah dapat diatasi atau diselesaikan.
·
Perwatakan
Menggambarkan watak atau karakter seseorang tokoh yang dapat dilihat dari
tiga segi yaitu melalui:
1. Dialog tokoh
2. Penjelasan tokoh
3. Penggambaran fisik tokoh
·
Tokoh
Tokoh adalah orang orang yang diceritakan dalam cerita dan banyak mengambil
peran dalam cerita. tokoh dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Tokoh Protagonis : tokoh utama pada
cerita
2. Tokoh Antagonis : tokoh penentang
atau lawan dari tokoh utama
3. Tokoh Tritagonis : penengah dari
tokoh utama dan tokoh lawan
·
Nilai (amanat) adalah pesan atau nasihat yang ingin disampaikan pengarang
melalui cerita.
B. Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra,
tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya
sastra. Unsur ekstrinsik meliputi:
·
Nilai-nilai dalam cerita (agama, budaya, politik, ekonomi)
·
Latar belakang kehidupan pengarang
·
Situasi sosial ketika cerita itu diciptakan
Novel
Novel
adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan
seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat
setiap pelaku. Penulis novel disebut novelis. Genre novel
digambarkan memiliki "sejarah yang berkelanjutan dan komprehensif selama
sekitar dua ribu tahun".
Berbeda dengan cerita pendek, yang
umumnya berkisah tentang perilaku sesaat sang tokoh ketika ia menghadapi
suatu peristiwa atau kejadian pada suatu ketika.
Penulis / pengarang novel disebut novelis.
B. CIRI-CIRI NOVEL
Ciri-ciri novel sebagai berikut:
1. Ditulis dengan narasi atau penjelasan kemudian didukung dengan deskripsi untuk menggambarkan suasana kejadian atau peristiwa.
2. Alur ceritanya kompleks
3. Jumlah kata biasanya di atas 10.000 kata
4. Minimal jumlah halaman sebanyak 100 halaman
5. Minimal dibaca satu buah novel 2 jam
6. Skala novel lebih luas dibandingkan cerpen
7. sifat dari novel adalah realistis karena pengarang yang lebih tahu dengan situasi yang digambarkan pada novel.
C.
JENIS-JENIS NOVEL
1. Jenis-jenis novel berdasarkan kejadian nyata dan tidak nyata
- Novel fiksi aalah novel yang tidak nyata atau tidak ada kejadian di dunia. Novel ini hanya fiktif (karangan) dari pengarang. Contohnya Harry Potter
- Novel non-fiksi adalah novel dari kejadian yang pernah ada atau ilmiah. Contohnya adalah Laskar Pelangi
D. UNSUR-UNSUR NOVEL
1. Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur
pembangun sastra dalam atau yang ada dalam sastra itu sendiri.
Unsur intrinsik novel meliputi :
1. Tema
Ide Pokok yang menjiwai seluruh cerita. Tema dapat berupa sosial, keluaga, remaja, percintaan religius.
2. Tokoh : Tokoh juga disebut orang yang ada dalam novel tersebut.
Ada 3 macam tokoh yaitu tokoh utama dengan ciri : sering muncul,
banyak masalah, berwatak protagonis
3. Penokohan : Penokohan juga disebut karakter. Setiap tokoh mempunyai karakter yang berbeda. Ada 2 macam karakter yaitu Protagonis dan Antagonis.
a. Protagonis yaitu watak yang baik. Biasanya dimiliki oleh tokoh utama
b. Antagonis yaitu watak yang tidak baik (penentang kebaikan)
4. Latar : Latar meliputi 3 hal yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar suasana
5. Alur : yaitu urutan peristiwa. Ada 2 macam alur yaitu alur maju dan alur mundur.
a. Alur maju yaitu cerita yang peristiwanya sekarang dan kedepan
b. Alur mundur yaitu cerita yang peristiwanya telah berlalu.
6. Amanat : Pesan yang disampaikan pengarang secara tersirat. Amanat diambil dari effek samping dari sebuah peristiwa. Pesan biasanya bersifat positif
7. Sudut pandang : Cara memposisikan diri pengarang terhadap hasil karyanya. Ada 2 macam sudut pandang yaitu:
a. Sudut orang pertama (akuan) apabila pengarang ikut terlibat dalam cerita tersebut. Pengarang ikut berperan aktif.
b. sudut porang ketiga (diaan) apabila pengarang berada di luar cerita. Cerita ini biasanya menggunakan nama orang sebagai tokoh.
Ide Pokok yang menjiwai seluruh cerita. Tema dapat berupa sosial, keluaga, remaja, percintaan religius.
2. Tokoh : Tokoh juga disebut orang yang ada dalam novel tersebut.
Ada 3 macam tokoh yaitu tokoh utama dengan ciri : sering muncul,
banyak masalah, berwatak protagonis
3. Penokohan : Penokohan juga disebut karakter. Setiap tokoh mempunyai karakter yang berbeda. Ada 2 macam karakter yaitu Protagonis dan Antagonis.
a. Protagonis yaitu watak yang baik. Biasanya dimiliki oleh tokoh utama
b. Antagonis yaitu watak yang tidak baik (penentang kebaikan)
4. Latar : Latar meliputi 3 hal yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar suasana
5. Alur : yaitu urutan peristiwa. Ada 2 macam alur yaitu alur maju dan alur mundur.
a. Alur maju yaitu cerita yang peristiwanya sekarang dan kedepan
b. Alur mundur yaitu cerita yang peristiwanya telah berlalu.
6. Amanat : Pesan yang disampaikan pengarang secara tersirat. Amanat diambil dari effek samping dari sebuah peristiwa. Pesan biasanya bersifat positif
7. Sudut pandang : Cara memposisikan diri pengarang terhadap hasil karyanya. Ada 2 macam sudut pandang yaitu:
a. Sudut orang pertama (akuan) apabila pengarang ikut terlibat dalam cerita tersebut. Pengarang ikut berperan aktif.
b. sudut porang ketiga (diaan) apabila pengarang berada di luar cerita. Cerita ini biasanya menggunakan nama orang sebagai tokoh.
2. Unsur Ekstrinsik
Unsur-unsur ekstrinsik novel adalah
unsur dari luar novel tersebut. Adapun beberapa unsur Ekstrinsik Novel yaitu
- Sejarah/Biografi Pengarang biasanya sejarah/biografi pengarang berpengaruh pada jalan cerita di novelnya
- Situasi dan Kondisi secara langsung maupun tidak langsung, situasi dan kondisi akan berpengaruh kepada hasil karya
- Nilai-nilai dalam cerita Dalam sebuah karya sastra
terkandung nilai-nilai yang disisipkan oleh
pengarang. Nilai-nilai itu antara lain : - Nilai Moral, yaitu nilai yang berkaitan dengan ahklak atau budi pekerti baik buruk
- Nilai Sosial, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan norma –norma dalam kehidupan masyarakat ( misalnya, saling memberi, menolong, dan tenggang rasa )
- Nilai Budaya, yaitu konsep masalah dasar yang sangat penting dan bernilai dalam kehidupan manusia ( misalnya adat istiadat ,kesenian, kepercayaan, upacara adat )
- Nilai Estetika , yaitu nilai yang berkaitan dengan seni, keindahan dalam karya sastra ( tentang bahasa, alur, tema )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar