MODUL
10
PENGELOLAAN
KELAS
KEGIATAN BELAJAR 2
PENATAAN
LINGKUNGAN KELAS
Keadaan ruang kelas dapat mempengaruhi
kegiatan pembelajaran. Sela9in itu, hubungan sosio-emosional antara guru-siswa
dan siswa-siswa juga dapat mempengaruhi kelancaran kegiatan pembelajaran.
A.
PENATAAN
LINGKUNGAN FISIK KELAS
Pengelolaan kelas yang efektif bermula
dari penataan ruangan kelas dan isinya. Penataan lingkungan kelas yang tepat
berpengaruh terhadap tingkat keterlibatan dan partisipasi siswa dalam proses
pembelajaran (Winzer, 1995)
1.
Prinsip-prinsip
Penataan Lingkungan Fisik Kelas
Lingkungan fisik kelas yang baik adalah
ruangan kelas yang menarik, efektif serta mendukung siswa dan guru dalam proses
pembelajaran. Tujuan utama penataan lingkungan fisik kelas ialah mengarahkan
kegiatan siswa dan mencegah munculnya tingkah lakusiswa yang tidak diharapkan
melalui penataan tempat duduk, perabot, pajangan dan barang-barang lainnya.
Menurut Louisell (1992), ketika menata
lingkungan fisik kelas, guru harus mempertimbangkan 5 hal :
a.
Keleluasaan
pandangan (visibility)
Artinya
penempatan atau penataan barang-barang didalam kelastidak mengganggu pandangan
siswa dan gurusehingga siswa secara leluasa dapat memandang guru atau benda
atau kegiatan yang sedang berlangsung.
b.
Mudah dicapai
(accessibility)
Barang-barang
yang digunakan siswa dalam pembelajaran diletakkan pada tempat yang dapat
dengan mudah dijangkau oleh siswa.
c.
Keuiwesan
(flexibility)
Mudah
untuk menata dan memindahkan baran-barang untuk kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan oleh siswa dan guru.
d.
Kenyamanan
Prinsip
kenyamanan berkenaan dengan temperature ruangan, cahaya, suara dan kepadatan
kelas.
e.
Keindahan
Prinsip
ini berkenaan dengan usaha guru menata ruangan kelasyang menyenangkan dan
kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Kelas yang indah dan menyenangkan
menggambarkan harapan guruterhadap prosesbelajar yang harus dilakukan dan
tingkah laku siswa selama kegiatan pembelajaran.
2.
Penataan Tempat
Duduk
Setiap strategi pembelajaran yang
diterapkan guru menuntut tatanan tempat duduk yang berbeda-beda. Dengan kata
lain, guru harus menata tempat duduk siswa untuk memperlancar kegiatan
pembelajaran. Pengaturan tempat duduk berpengaruh pada waktu yang digunakan siswa
untuk mengerjakan tugas-tugas (Winzer, 1995). Hasil penelitin (Louisell, 1992)
menunjukkan bahwa tempat duduk yang ditata berjejer menghadap guru meningkatkan
jumlah kerja yang dilakukan siswa.
B.
PENATAAN
LINGKUNGAN PSIKO-SOSIAL KELAS
Winzer (1995) menyatakan bahwa iklim
psiko-sosial kelas berpengaruh terhadap hasil belajar, konsep diri, rasa harga
diri, dan sikap siswa terhadap sekolah. Iklim psiko-sosial kelas berkenaan
dengan hubungan sosial-pribadi antara guru dan siswa serta antara siswa. Hubungan
yang harmonis ini akan menciptakan iklim psiko-sosial kelas yang sehat dan
efektif bagi berlangsungnya proses pembelajaran.
1.
Karakteristik
Guru
Keberhasilan guru dalam mengelola iklim
psiko-sosial kelas dipengaruhi oleh karakteristik guru itu sendiri. Beberapa
karakteristik yang harus dimiliki guru untuk terciptanya iklim psiko-sosial
kelas :
a.
Disukai oleh
siswanya
Sifat
guru yang memungkinkan disenangi ialah periang, ramah, tulus hati, dan
mendengarkankeluhan siswa serta percaya diri.
b.
Memiliki
persepsi yang realistic tentang dirinya dan siswanya
Guru
yang memiliki pandangan realistikterhadapkemampuan siswanya dan dirinya dapat
menghambat efektivitas kegiatan pembelajaran. Guru yang terlalu memandang
rendah kemampuan siswanya akan mengembangkan kegiatan pembelajaran yang
membosankan. Guru yang memandang rendah kemampuan dirinya akan menunjukkan
kurang percaya diri. Guru harus menerima segala kekurangan dan kelebihan yang
dimiliki siswanya. Disisi lain, guru juga berusaha meningkatkan kelebihan yang
dimiliki siswa. Guru yang penuh perhatian, selalu memuji dan mempercayai siswa
dapat menciptakan lingkungan psiko-sosial kelas yang memungkinkan siswa untuk
berperan aktif dalam proses pembelajaran.
c.
Akrab dengan
siswa dalam batas hubungan guru-siswa
Guru
perlu menyediakan waktu untuk mengenal siswa lebih banyak. Berbincang-bincang
dengan siswa diluar waktu sekolah tentang keluarga, hobi dan sebagainya akan
banyak memberikan informasi kepada guru . namun perlu diingat bahwa hubungan
yang terlalu dekat dengan siswa perlu dihindari agar siswa tetap menghormati
dan menghargai guru.
d.
Bersikap positif
terhadap pertanyaan / respon siswa
Sikap
positif guru terhadap pertanyaan siswa akan muncul apabila guru memang
menguasai materi yang sedang dibahas
e.
Sabar, teguh dan
tegas
Sebagai
guru kita dituntut untuk sabr. Bila kita tidak sabar, siswa akan merasa
ketakutan untuk mengajukan masalh yang dihadapi. Selain itu, guru juga harus
teguh dan tegas dalam memegang aturan.
2.
Hubungan Sosial
Antarsiswa
Hubungan sosial yang kurang baik
antarsiswa dapat mengganggu lancarnya kegiatan pembelajaran. Apabila hubungan
sosial antarsiswa terbina dengan baik, maka apabila ada temannya yang mengalami
masalah, mereka akan membantunya. Perasaan ini bisa tumbuh pada diri siswa
dengan cara memberikan kesempatan pada mereka untuk belajar kelompok. Melalui
kegiatan belajar kelompok siswa diharapkan akan dapat saling menerima serta
menghargai kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Agar kegiatan kelompok dapat berhasil
dengan baik , perhatikan hal berikut (Weber, 1977)
a.
Perilaku yang
diharapkan
Perilaku
yang diharapkan harus dinyatakan kepada siswa dengan jelas, pasti dan
realistik.
b.
Fungsi
kepemimpinan
Mengacu
pada upaya untuk memperlancar tercapainya tujuan kegiatan kelompok. Guru
menciptakan kegiatan kelompok yang tidak di dominasi oleh seorang atau beberapa
orang siswa tetapi kepada semua anggota kelompok untuk bekerja sama.
c.
Pola
persahabatan siswa
Memebentuk
hubungan interpersonal antar siswa, menunjukkan keakraban satu sama lain
d.
Norma / aturan
Sebagai
pedoman bagi anggota kelompok tentang apa yang harus mereka lakukan dan
bagaimana tindakan mereka terhadap anggota lain
e.
Kemampuan
berkomunikasi
Mengacu
pada kemampuan verbal dan nonverbal dalam menyampaikan ide kepada orang lain
dan menangkap ide orang lain
f.
Kebersamaan
Memiliki rasa
kebersamaan sehingga mererka merasa bahwa tugas kelompok adalah tanggung jawab
mereka semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar