Rabu, 05 April 2017

STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD PDGK 4105 Modul 10 KB 2



MODUL 10
PENGELOLAAN KELAS

KEGIATAN BELAJAR 2
PENATAAN LINGKUNGAN KELAS

Keadaan ruang kelas dapat mempengaruhi kegiatan pembelajaran. Sela9in itu, hubungan sosio-emosional antara guru-siswa dan siswa-siswa juga dapat mempengaruhi kelancaran kegiatan pembelajaran.

A.    PENATAAN LINGKUNGAN FISIK KELAS

Pengelolaan kelas yang efektif bermula dari penataan ruangan kelas dan isinya. Penataan lingkungan kelas yang tepat berpengaruh terhadap tingkat keterlibatan dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran (Winzer, 1995)



1.      Prinsip-prinsip Penataan Lingkungan Fisik Kelas
Lingkungan fisik kelas yang baik adalah ruangan kelas yang menarik, efektif serta mendukung siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Tujuan utama penataan lingkungan fisik kelas ialah mengarahkan kegiatan siswa dan mencegah munculnya tingkah lakusiswa yang tidak diharapkan melalui penataan tempat duduk, perabot, pajangan dan barang-barang lainnya.
Menurut Louisell (1992), ketika menata lingkungan fisik kelas, guru harus mempertimbangkan 5 hal :
a.      Keleluasaan pandangan (visibility)
Artinya penempatan atau penataan barang-barang didalam kelastidak mengganggu pandangan siswa dan gurusehingga siswa secara leluasa dapat memandang guru atau benda atau kegiatan yang sedang berlangsung.
b.      Mudah dicapai (accessibility)
Barang-barang yang digunakan siswa dalam pembelajaran diletakkan pada tempat yang dapat dengan mudah dijangkau oleh siswa.
c.       Keuiwesan (flexibility)
Mudah untuk menata dan memindahkan baran-barang untuk kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa dan guru.
d.      Kenyamanan
Prinsip kenyamanan berkenaan dengan temperature ruangan, cahaya, suara dan kepadatan kelas.
e.       Keindahan
Prinsip ini berkenaan dengan usaha guru menata ruangan kelasyang menyenangkan dan kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Kelas yang indah dan menyenangkan menggambarkan harapan guruterhadap prosesbelajar yang harus dilakukan dan tingkah laku siswa selama kegiatan pembelajaran.

2.      Penataan Tempat Duduk
Setiap strategi pembelajaran yang diterapkan guru menuntut tatanan tempat duduk yang berbeda-beda. Dengan kata lain, guru harus menata tempat duduk siswa untuk memperlancar kegiatan pembelajaran. Pengaturan tempat duduk berpengaruh pada waktu yang digunakan siswa untuk mengerjakan tugas-tugas (Winzer, 1995). Hasil penelitin (Louisell, 1992) menunjukkan bahwa tempat duduk yang ditata berjejer menghadap guru meningkatkan jumlah kerja yang dilakukan siswa.


B.     PENATAAN LINGKUNGAN PSIKO-SOSIAL KELAS

Winzer (1995) menyatakan bahwa iklim psiko-sosial kelas berpengaruh terhadap hasil belajar, konsep diri, rasa harga diri, dan sikap siswa terhadap sekolah. Iklim psiko-sosial kelas berkenaan dengan hubungan sosial-pribadi antara guru dan siswa serta antara siswa. Hubungan yang harmonis ini akan menciptakan iklim psiko-sosial kelas yang sehat dan efektif bagi berlangsungnya proses pembelajaran.

1.      Karakteristik Guru
Keberhasilan guru dalam mengelola iklim psiko-sosial kelas dipengaruhi oleh karakteristik guru itu sendiri. Beberapa karakteristik yang harus dimiliki guru untuk terciptanya iklim psiko-sosial kelas :
a.      Disukai oleh siswanya
Sifat guru yang memungkinkan disenangi ialah periang, ramah, tulus hati, dan mendengarkankeluhan siswa serta percaya diri.
b.      Memiliki persepsi yang realistic tentang dirinya dan siswanya
Guru yang memiliki pandangan realistikterhadapkemampuan siswanya dan dirinya dapat menghambat efektivitas kegiatan pembelajaran. Guru yang terlalu memandang rendah kemampuan siswanya akan mengembangkan kegiatan pembelajaran yang membosankan. Guru yang memandang rendah kemampuan dirinya akan menunjukkan kurang percaya diri. Guru harus menerima segala kekurangan dan kelebihan yang dimiliki siswanya. Disisi lain, guru juga berusaha meningkatkan kelebihan yang dimiliki siswa. Guru yang penuh perhatian, selalu memuji dan mempercayai siswa dapat menciptakan lingkungan psiko-sosial kelas yang memungkinkan siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran.
c.       Akrab dengan siswa dalam batas hubungan guru-siswa
Guru perlu menyediakan waktu untuk mengenal siswa lebih banyak. Berbincang-bincang dengan siswa diluar waktu sekolah tentang keluarga, hobi dan sebagainya akan banyak memberikan informasi kepada guru . namun perlu diingat bahwa hubungan yang terlalu dekat dengan siswa perlu dihindari agar siswa tetap menghormati dan menghargai guru.
d.      Bersikap positif terhadap pertanyaan / respon siswa
Sikap positif guru terhadap pertanyaan siswa akan muncul apabila guru memang menguasai materi yang sedang dibahas
e.       Sabar, teguh dan tegas
Sebagai guru kita dituntut untuk sabr. Bila kita tidak sabar, siswa akan merasa ketakutan untuk mengajukan masalh yang dihadapi. Selain itu, guru juga harus teguh dan tegas dalam memegang aturan.

2.      Hubungan Sosial Antarsiswa
Hubungan sosial yang kurang baik antarsiswa dapat mengganggu lancarnya kegiatan pembelajaran. Apabila hubungan sosial antarsiswa terbina dengan baik, maka apabila ada temannya yang mengalami masalah, mereka akan membantunya. Perasaan ini bisa tumbuh pada diri siswa dengan cara memberikan kesempatan pada mereka untuk belajar kelompok. Melalui kegiatan belajar kelompok siswa diharapkan akan dapat saling menerima serta menghargai kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Agar kegiatan kelompok dapat berhasil dengan baik , perhatikan hal berikut (Weber, 1977)
a.      Perilaku yang diharapkan
Perilaku yang diharapkan harus dinyatakan kepada siswa dengan jelas, pasti dan realistik.
b.      Fungsi kepemimpinan
Mengacu pada upaya untuk memperlancar tercapainya tujuan kegiatan kelompok. Guru menciptakan kegiatan kelompok yang tidak di dominasi oleh seorang atau beberapa orang siswa tetapi kepada semua anggota kelompok untuk bekerja sama.
c.       Pola persahabatan siswa
Memebentuk hubungan interpersonal antar siswa, menunjukkan keakraban satu sama lain
d.      Norma / aturan
Sebagai pedoman bagi anggota kelompok tentang apa yang harus mereka lakukan dan bagaimana tindakan mereka terhadap anggota lain
e.       Kemampuan berkomunikasi
Mengacu pada kemampuan verbal dan nonverbal dalam menyampaikan ide kepada orang lain dan menangkap ide orang lain
f.        Kebersamaan
Memiliki rasa kebersamaan sehingga mererka merasa bahwa tugas kelompok adalah tanggung jawab mereka semua.

            Begitu pentingnya keenam aspek tersebut, guru harus menjelaskan pentingnya keenam aspek tersebut kepada siswa sehingga siswa berusaha menerapkannya.

Tidak ada komentar: